Candi Sanggrahan atau Candi Cungkup ini berada di Desa Sanggrahan Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur. Untuk dapat mencapai lokasi Candi Sanggrahan dari Kota Tulungagung dapat ditempuh dengan kendaraan sejauh 8,1 km sedangkan dari Kota Surabaya ditempuh sejauh 154 km.
Informasi keberadaan Candi Sanggrahan ini diperoleh dari laporan J.Knebel tahun 1908 mengenai dijumpainya lima buah arca Dhyani Buddha di sekitar Candi Sanggrahan ini dan kemudian pada tahun 1915 Oudheikundige Dienst (Dinas Purbakala Masa Kolonial Belanda) melakukan penelitian di Candi Sanggrahan ini. Candi Sanggrahan ini sudah mengalami beberapa kali kegiatan pemugaran yang diawali pada masa kolonial Belanda yang kemudian dilakukan oleh BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 disertai dengan kegiatan penataan lingkungan di sekitarnya.
Kontruksi bangunan Candi Sanggrahan terdiri atas dua
tingkat kaki candi yang masing-masing berdenah bujursangkar dengan arah
hadap ke barat mempunyai dimensi ukuran 9,06 meter x 9,06 meter dengan
dan tinggi 5,86 m. Bangunan Candi Sanggrahan berada pada teras/undakan
berukuran 5,10 m x 42,50 m. Pagar talud teras Bangunan Candi Sanggrahan
berupa struktur bata setinggi 2,25 meter.
Berdasarkan lima buah arca
Dhyani Buddha tanpa kepala yang dijumpai di Candi Sanggrahan ini, latar
belakang keagaamaan Candi Sanggrahan ini adalah candi Buddhis.
Ragam hias candi dijumpai pada kaki candi tingkat pertama berupa paniel relief kancil bertelinga lebar (ÇaÇa) serta singa yang dipahatkan secara berhadapan sebanyak delapan panil.
Candi Sanggrahan ini diduga berkaitan dengan keberadaan Candi Boyolangu yang hanya berjarak 3,9 km, terkait informasi mengenai peristirahatan rombongan pembawa jenazah pendeta wanita Budha bernama Gayatri yang bergelar Rajapadmi sebelum ditempatkan di Candi Boyolangu.
Candi Sanggrahan ini diduga dibangun pada jaman Majapahit yaitu masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1359-1389 M).