Candi Panataran atau Candi Palah ini berada di Desa Panataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur, untuk mencapai Candi Panataran dari Surabaya ditempuh dalam jarak 154 Km dan dari kota Blitar sejauh 12 Km. Candi Panataran ini pertama kali ditemukan oleh Thomas Stanford Raffles pada tahun 1815 yang dituliskan dalam bukunya History of Java. Nama Palah ini berasal dari Prasasti Palah yang berangka tahun 1119 Saka (1197 Masehi) yang memberikan informasi mengenai pendirian Dharma Bhatara di Palah oleh Raja Kediri yaitu Srengga.
Keberadaan Kompleks Candi Panataran ini juga disebut dalam Nagarakertagama yaitu ketika hayam Wuruk, Raja Majapahit yang memerintah tahun 1350 – 1389 Masehi mengunjungi Panataran dengan tujuan memuja Hyang Acalapat yaitu sebagai perwujudan Syiwa sebagai Girindra atau Raja Penguasa Gunung. Candi Panataran merupakan sebuah kompleks candi yang terbagi dalam tiga halaman seluas 12.946 M2 yang mana batas antara halaman ditandai gapura dan pagar tembok bata. Pada halaman pertama dijumpai gapura, 2 buah arca Dwarapala, bale agung, pendopo teras, dan candi angka tahun.
Pada
halaman kedua dijumpai arca Dwarapala, sisa bangunan batu dan bata,
candi naga, dan pondasi bata. Pada Halaman ketiga dijumpai candi utama
dan Prasasti Palah. Pada candi utama dijumpai relief ramayana pada
bagian dinding serta relief Kresnayana pada bagian terasnya. Di lokasi
kompleks Candi Panataran yang berorientasi timur – barat dengan arah
hadap ke barat ini juga dijumpai kolam atau petirtaan yang berada
dibelakang candi utama di sisi tenggara dekat sungai Tanen. Pola susunan
candi Panataran yang linear tak beraturan merupakan pola khas candi
masa Jawa Timur dari Masa Kadiri hingga Majapahit.