Indonesia sebagai negara maritim merupakan negara yang secara geografis berbentuk kepulauan atau memiliki banyak pulau, dikelilingi perairan, dan memiliki berbagai potensi kelautan. Kondisi geografis yang demikian ini membuat posisi Indonesia menjadi lokasi persilangan berbagai peradaban-peradaban besar dunia. Sejak masa lampau, setidaknya menjelang abad Masehi sekitar 2000 tahun yang lalu, Indonesia telah berinteraksi dengan peradaban India dan Cina.
Seiring dengan perkembangan zaman, pergaulan internasional ini meluas dengan melibatkan peradaban Timur Tengah dan Eropa. Sebagai suatu benua maritim, jejak persilangan peradaban tersebut banyak yang tersimpan di daratan, pesisir maupun di bawah air, dalam bentuk fitur pelabuhan, galangan kapal, bangkai kapal, dan berbagai peninggalan arkeologi maritim lainnya. Berbagai hambatan ekologis untuk mengungkap jejak peninggalan peradaban maritim di Indonesia memerlukan dukungan teknologi yang berkembang cepat pada tahun-tahun belakangan ini.
Lalu, bagaimana perkembangan teknologi terhadap penelitian arkeologi maritim dan bawah air di Indonesia? Kami akan menghadirkan dua arkeolog dan praktisi arkeologi maritim, dalam acara Temu Ilmiah Rutin: *Aplikasi Teknologi Mutakhir pada Penelitian Arkeologi Maritim*, dengan narasumber:
Shinatrya Adhityatama: Penerapan Teknologi Bawah Laut pada Penelitian Arkeologi Maritim (Griffith University) dan Ahmad Surya Ramadhan: Teknologi Perekaman 3D pada Penelitian Arkeologi Bawah Air (Sentra Selam Jogja)
Tautan acara live stremaing di Youtube Balar Jogja :
https://www.youtube.com/watch?v=krBdVJ62yb