Sejak penemuan Situs Semedo (Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabuaten Slawi, Jawa Tengah) sebagai situs paleontologis dan arkeologis yang potensial pada tahun 2005, diperlukan waktu 6 tahun untuk menemukan sisa manusia purba pertama di situs ini. Pada bulan Mei 2011, sebuah pecahan atap tengkorak bagian belakang yang mengkonservasi bagian parietal kanan dan kiri, dan sebagian occipital bagian atas, ditemukan oleh penduduk setempat, di lekukan Sungai Kawi di daerah Waturajut. Fosil manusia ini –dinamakan Semedo 1—permukaan luarnya melekat secara kuat pada endapan pasir krikilan yang telah terkonkresi keras. Di sekitar Waturajut, ditemukan lapisan konkresi batu gamping pisoid, yang terdiri atas pasir, kerikil, dan batu gamping. Karena adanya senyawa antara batuan volkanik (pasir dan kerikil) dengan batu gamping, maka terciptalah konkresi batu gamping pisoid yang sangat keras. Lapisan konkresi yang ditemukan di lapangan tersebut identik dengan konkresi yang melekat pada oecahan atap tengkorak Semedo-1, sehingga ditafsirkan bahwa Semedo-1 berasal dari lapisan konkresi batugamping pisoid di Waturajut tersebut.
Permukaan luar Semedo-1 melekat erat pada lapisan konkresi, sehingga yang terlihat saat ini adalah permukaan dalamnya, yang masih menunjukkan beberapa cekungan di bagian occipital yang berkaitan dengan cetakan otak pada lobe cerebral. Meski permukaan dalam telah cukup terabrasi, persambungan kedua tulang parietal –konfigurasi sutura sagittalis—masih jelas terlihat. Struktur irisan tengkorak ini masih sangat jelas menunjukkan struktur diplöe di bagian tengahnya, sebagai salah satu indikator pecahan tengkorak. Dilihat dari morfologinya yang identik dengan tengkorak dari Grogol Wetan di Sangiran, ditafsirkan fosil Homo erectus dari Semedo ini berasal dari awal Kala Plestosen Tengah sekitar 700.000 tahun yang lalu. Dengan penemuan fosil manusia Homo erectus ini, lengkaplah sudah potensi yang dimiliki oleh Situs Semedo : fosil manusia, fosil fauna (laut dan vertebrata darat), dan artefak paleolitik, yang terpintal dalam endapan purba jutaan tahun usianya. Inilah salah satu lokasi kehidupan Homo erectus di Pulau Jawa, situs paleoanthropologis yang paling mutakhir ditemukan. Fosil manusia Semedo-1 ini hanyalah awal penemuan, yang boleh jadi, akan disusul oleh penemuan Semedo nomor berikutnya. Dia mempunyai arti penting tersendiri, karena telah membuka cakrawala baru bagi pemahaman daya jelajah Homo erectus di Pulau Jawa. Sang Maestro Plestosen itu pun nyatanya tidak hanya mengembara di Jawa Tengah bagian timur dan Jawa Timur semata, tetapi juga merambah wilayah barat, sebuah daerah pegunungan yang jauh dari teritorial saudara-saudaranya di timur.
Sumber : Harry Widianto