Di Kabupaten Banyumas peninggalan masa Jepang di temukan di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Rawalo dan Kecamatan Kebasen. Di Kecamatan Rawalo, tepatnya di Dusun Kalibacin, Desa Tambaknegara ditemukan gua Jepang sebanyak empat (4). Sementara di Kecamatan Kebasen, tepatnya di Dusun Losari dan Dusun Beji, Desa Gambarsari ditemukan gua Jepang sebanyak delapan (8). Seluruh gua yang ada terletak di kawasan perbukitan hutan pinus, sengon, dan jati milik Perhutani Kabupaten Banyumas yaitu KPH Banyumas Timur. Khusus gua yang ada di Kecamatan Kebasen berada di lereng sebuah bukit atau gunung yaitu Gunung Brojol.
Di antara kedua kecamatan tersebut di atas terdapat jalur 3 jalur yang sangat strategis yaitu jalur antar kota yang menghubungan antar kota, yaitu Jalan Raya Purwokerto sampai Bandung dan Jalan Raya Purwokerto – Kebasen – Sampang – Kroya – Cilacap. Khususnya jalan yang menghubungkan antara Purwokerto – Cilacap dinilai yang utama dan paling penting, sebab Cilacap merupakan kota pelabuhan penting pada sekitar menjelang pertengahan abad 20. Selain jalan darat tersebut terdapat dua (2) jalur perhubungan, yaitu jalur lalu lintas kereta api dan jalur lalu lintas air melalui Sungai Serayu. Jalur lalu lintas kereta api ke barat menghubungkan dengan daerah pusat kekuasaan yaitu Jakarta dan ke timur menghubungkan dengan daerah Yogyakarta sebagai bekas ibu kota. Sedangkan jalur lalu lintas air melalui Sungai Serayu. Sungai ini bagian hilir berada di pantai selatan, yaitu di kota Cilacap. Sedangkan bagian hulu berada di daerah pedalaman Jawa Tengah. Sungai ini panjangnya mencapai 120 km dan melewati empat (4) kabupaten, yaitu: Cilacap, Banyumas, Purbalingga, dan Banjarnegara. Sungai ini di bagian hulu merupakan gabungan banyak mata air dan sungai kecil di pegunungan Jawa Tengah. Diperkirakan dengan bisa mengamankan jalur tersebut kepentingan Jepang di Jawa akan dapat terjaga.