Penelitian dengan tema Pulau Kecil di utara Jawa dalam arus migrasi masa prasejarah telah diakukan oleh Balai Arkeologi Daerah Istimewa pada tangal 21 April hingga 8 Mei 2018. Pada tahun ini penelitian dilakukan di Pulau Kangean dan sekitarnya. Anggota tim terdiri atas ahli arkeologi prasejarah, geoarkeolog, guru sejarah yang sekaligus anggota Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Sumenep, staf Dinas Kebudayaan Kabupaten Sumenep dan Mahasiswa Arkeologi UGM dan beberapa informan dari perhutani dan masyarakat Kangean.
Kegiatan penelitian dilakukan dengan survei dan test pit. Hasil survei terhadap 25 gua menemukan bahwa 4 diantaranya menunjukan potensi arkeologi sebagai hunian manusia masa prasejarah. Penilaian tersebut berdasarkan atas kondisi morfologi gua, lingkungan, dan temuan permukaan. Satu diantara gua yang dinilai memiliki potensi arkeologi paling tinggi kemudian diteliti lebih intensif dengan melakukan test pit. Gua tersebut adalah Gua Arca yang terletak di Desa Daandung, Kecamatan Kangayan, Sumenep.
Gua Arca merupakan kompleks gua yang berada di perbukitan tepi pantai. Memiliki 6 mulut gua dengan total ukuan lebar gua mencapai kurang lebih 40 meter. Ruangan gua berupa chamber luas namun gelap. Test pit dilakukan di mulut gua pertama dan ketiga berupa kotak dengan ukuran 1×1 meter. Hingga kedalaman 50 cm terdapat temuan artefak, ekofak, dan fitur yang berupa fragmen gerabah, lithic berbahan chert, alat tulang (?), frangmen tulang binatang, fragmen cangkang kerang marine, fragmen biji tumbuhan, fragmen arang dan fitur tanah padat dan mengeras. Temuan ini menjadi peluang untuk pengembangan penelitian lebih lanjut guna mencari bukti awal okupasi Pulau Kangean dan peranannya dalam migrasi manusia masa prasejarah.
Selain gua juga diperoleh data etnografi berupa perahu tradisional yang memiliki kesamaan bentuk dan teknologi dengan perahu bercadik. Perahu tradisional ini masih diproduksi di beberapa lokasi baik di Pulau kangean maupun di pulau kecil sekitarnya. Keberadaannya memberikan wacana akan hubungan pulau Kangean dengan Pulau lain di Nusantara yang memiliki temuan sejenis seperti pulau-pulau kecil di utara Jawa, Sulawesi, dan beberapa pulau di wilayah Indonesia Timur. Temuan ini juga membuka wacana untuk menarik asal leluhur penduduk Kangean dengan penutur bahasa austronesia yang menyebar ke wilayah nusantara setidaknya sejak 4000 tahun yang lalu. Tentu saja wacana ini memerlukan penelitian dan analisis lebih lanjut.
Ketua Tim: Alifah